Juni '06, 2
Indah Matamu
Api yang berada di indah matamu
semalam aku pinjam untuk mengusir dingin
yang menusuk sendisendi khayalku,dan
menerangi gelapnya mimpimimpi
Api yang ku ambil dari indah matamu
meredup seiring fajar
lalu padam di ambang sadar
Menyisakan abu putih berkilauan
dalam sinar mentari pagi
Abu sisa api yang ku ambil dari indah matamu
Aku tempa beserta dingin senyummu
ku jadikan cincin
darimu untukuberikan padamu
Tampomas, 7 Juni 2006
Tentang Sepi
Ramai yang menggantung dendam di langitlangit
renyeruak ke tengahmalamku
menaburinya dengan cekikikan bintang
menyudutkanku ke tempatsampah
hanya sebatas kata dalam puisi bahkan mimpi mimpi
tak punya tempat pasti
Singgah dalam jiwa penyair sekali-kali
lalu lenyap ditusuk hirukpikuk
ku bawa dendam yang menggantung
ku hujamkan pada jantung
Ramai
terserak bersimbah arak
Kini
hanya aku
Asrama, 8 Juni 2006
Aku & Kata
Malam ini ku cumbui kau dalam dingin
ku rebahkan tubuhmu di ranjang sunyi
kau pejamkan mata sayumu, pasrah dalam sepi
Saat satu-satu ku lepaskan kancing mimpimu
ku sisipkan gelap rambutmu di antara jemari
Lalu lusuh hujan menyirami imaji
Malam ini akan ku setubuhi kau dalam bait
setelah reda dingin yang menusuk
haru perlahan-lahan menghampiri
pecah
Ku buahi dengan puisi
Sambil berharap kau melahirkan makna
Asrama, 8 Juni 2006
Senyum
Sekilas sebelum kau buang muka; lalu kita berpisah di belakang rumah
tanpa menoleh kau susuri jalan; meninggalkan sia-sia
Hanya senyum, yang kusimpan di selasela gundah; lalu jalan menuntunku
kembali ke kamar yang semalam tak sempat kutiduri
Matahari tampak lelah; ku lihat ia menyelusup dalam selimut awan
sebelum gelap menutup sisa kesiasiaan
KMF, 6 Juni 2006
Bulan hampir sempurna
saat perlahan ia undur di antara kokok-kokok ayam;bintang memberi senyum-terlihat sinis-langit melukis bayang
Seseorang
terbias dingin embun
Sayup adzan mengalun di sisa sepi
meninabobokan rembulan yang terkantuk-kantuk;menggiring fajar yang terasa kecut
juga deru bising
Menyerobot...
Lukisan bayang pelanpelan pudar
berganti mekar bunga rafflesia
semoga pagi hadirkan mimpi
Asrama,14 Juni 2006
Senyum itu
Seperti kunang-kunang di gelap malam, juga merdu nyanyian jangkrik yang meninabobokan mata rembulan
Adalah luka yang di dapat ketika main petak umpet, lalu doa dan nasehat menjadi penisillin yang mengeringkan luarnya, tapi dalamnya: nanah seperti bubur kacang ijo yang kurang santan
Ciputat, 20 Juni 2006
Selamat Pagi
Hangat mentari
Sejuk embun pagi
segelas kopi kental, atau
matahari yang terlalu cepat terbit
Asap tabunan
Derum knalpot
Pemburu waktu diburu, juga
lantang pekik kondektur;macet lagi!
Ciputat, 20 Juni 2006
Currently have 0 komentar: