September '06
Waktu menunggu
Tak seperti menunggu
Hanya diam terduduk sewaktu waktu melirik
Menyapa…
Terang waktu di hati, di kursi
Merebut sinar matahari
Tak seperti menunggu
Remah berceceran di tanah; jangan dihirau
Cicit burung resah dalam sangkar
Jadi teman satua arah
040906
Batu
Pada siang terik
Matahari menguap keringat
Dan peluh membakar
Tubuh lusuh, luruh
Bayang terpaku pada batu, bisu
130906
Satu Bulan
Cukupkah satu bulan
Menerangi jagat
Yang gelap sepanjang waktu
Satu bulan aji mumpung
Cukup untuk berkemas
Mumpung terang
Jangan lupa berias
Bukankah di balik bulan itu ada pesta
130906
Kembali,2
Senyum yang kau ukir senja itu
Menjadi kerlip yang kusimpan
Dalam kamar kecil, di pojok tembok
Bulan menganggun di antara mata
Masihkah ada tanya
Tentang bintang timur yang setia
Menunggu esok senja terukir kembali
130906
Dan hujan turun
Dan hujan turun ditengah lapang
Sebagian menyelusup di sela rumput
Sebagian terbang menghilang; jadi awan
Senjapun datang dan matahari bersandar
Di punggung meresapi kata
Mata ini masih menyimpan bias senyumMu
160906
Déjà vu (Mesin waktu)
Kau yang kusetubuhi dalam gelap
Jalan itu masih sama, kali ini bukan malam
Hanya kamar temaram, di taman, lampu tak jua padam
Apakah itu matahari yang menyelinap
Di jendela membakar tubuh beku
Sayap sayap terbangkanku pada tepi senja
Angin menghembus aroma teluh
Malam membasuh belantara bintang
Harusnya kusetubuhi kau
170906
Puisi
Di kamar ini aku dan kau
Mengiris kata kata di atas meja
Merebusnya hingga matang; menjadi puisi
Untuk menentang langit
Untuk menggerakkan angin
Untuk membakar istana
Dan meratakan gunung yang arogan
dengan Sabda
210906
Jejak
Melangkahlah padaku
Setapak setapak; tak perlu berlari
Ranjang ini masih menyimpan malam
Di bawah bantal berguling dingin
Jejakmu masih tampak jelas
Di atas debu yang menutup batu
210906
Bakar!
Bakar! Bakar!
Semua bukti yang menyudutkan
Jadikan abu sampai ke akar
Bakar! Bakar! Bakar!
Alam atau manusia yang meranggut
Sama saja karena embun pagi, pagi nanti pasti
Sebelum hujan membunuh dan menghempasnya keselokan
210906
Ranjang
Ranjang gosong di kamar itu
Bersepreikan debu
Sejak malaikatnya pergi lalu
Membakar malam malam surga
Menjadi abu abu abu
210906
Merdeka
Seperti embun yang melepas jubah malam
Menyongsong mentari dengan senyum
Lalu terik perlahan merampasnya
210906
1 Manusia & 1 Gelas Kopi
Sore hari di Tampomas
1 manusia & 1 gelas kopi
Memandang mobil motor lalu lalang
1 gelas kopi; menemani sepi yang sekarat
1 manusia; menyeruput malam sekali lagi
Ciganjur, 230906
Lebaran kali ini
Di langit, bedug lama bertalu
Di bumi, petasan kembali biru
Di atas pusara, matahari malu
260906
Makasih udah mampir ke bloggerciputat.blogspot.com. Sekarang udah pindahan nih ke http://bloggerciputat.com. Ditunggu kunjungannya ya Bos. Thanks