Agustus '06
Laut yang melahap matahari senja
Tubuh ini adalah
Laut yang melahap matahari senja
tidak pada lintang atau bujur
angin malam mengantar nelayan ke peluknya
hanya bintang yang menuntun
Jiwa ini adalah
titik-titik embun yang membasahi putik bunga
sisa jejak-jejak halimun
mengaburkan purnama
Sampai di sini harus di akhiri
GC, 12 Agustus 2006
Istimewa
-Untuk Mumtaz-
seperti rumput yang menggantung embun
pada ujungnya membias kilau pelangi
cicit burung menjadi rhytm
Saat senyum kau sibakkan
dari wajah yang tertunduk
sepasang mata putih hitam melirik
Kebahagiaan
-bahkan semutpun lupa bersalaman-
GC, 18 Agustus 2006
Selepas kini
Pura-pura saja ia
saat mandi di bawah pancuran matahari
tak nampak bosan menyentuhnya
Coba saja tahan ia
beberapa saat pasti kembali
menyeruak senyum di sela bibirnya
Masih semangat tampangnya
bercerita tentang perjalanan ke sini
selepas ujian ia
tersesat memutari jalan yang sama
“menerka-nerka jalan yang pernah kita lewati walau hanya sekali”
Jika saja...
Kini hanya tersisa gambar di kursi
GC, 21 Agustus 2006
Cermin
Cermin yang tergantung miring
Di kamar itu kau
Mengamati gerak gerikku
Sesekali mata kita bertemu
Mewartakan duka dalam pasungan
Agustus 2006
Dzikir
Di langit malam ini
Berkumpul doa para pengembara
Menjadi gugus bintang
Yang bertahajjud padaMu
Agustus 2006
Tahukah rasanya keinginan dan ketakutan bercampur cemas
(dalam ketidakpedean)
Seperti cermin retak dalam ruang rias pengantin
Seperti aku dihadapkanMu
Agustus 2006
Penjaga Gudang
Siang hanyalah lampu neon
Dan langit adalah tumpukan pallet
Menyimpan malam di sudut sudut
Dibalik pintu surga yang terbuka
Setelah bel berbunyi
Malaikat malaikat berhamburan
300806
Currently have 0 komentar: